Minggu, 10 Juni 2012

SIEQ-Asik di Dunia Kerja

Salam Tarzan Kota!
Hari ini tepat 1 minggu saya berada di Ibu kota negara tercinta dengan status yang baru, Tarzan Kota. Ya, perjalanan saya menggunakan Transjakarta membuat saya harus bergelantungan menjelajahi Jakarta hingga luar Jakarta. Welcome to the Jungle Kawan!! (^.^)

Petualangan kerja saya berawal di sebuah SMK swasta di Bekasi Timur dan SMK Negeri di daerah Rawamangun. Disana saya membantu SPV saya untuk merekrut siswa yang akan dididik kembali. Ketika dilakukan penyeleksian dan perekrutan kandidat baru yang berasal dari alumni SMK baik negeri maupun swasta, kami akan memprioritaskan para alumni berdasarkan syarat berikut :
  1. Kesesuaian program/minat studi dengan posisi kerja
  2. Pengetahuan Dasar Umum dan Khusus
  3. Performa Siswa
  4. Hasil Psikotest
  5. Pengalaman Magang dan Organisasi
  6. Kemampuan Umum dan Khusus
  7. Rekomendasi
Lalu apa maksudnya judul notes saya? Dan apa hubungannya pengalaman saya dengan judul notes ini?? Sembari memutar lagu sik-asiknya ayu ting-ting saya akan menjelaskannya ...

SIEQ yang saya maksud di judul adalah Spiritual, Intelligence, Emotional Quotient. Tiga hal prinsip itulah yang akan membuat kita asik di dunia kerja. Psikotest bertujuan untuk melihat profil kecerdasan, emosi dan spiritualitas secara kuantitatif. Setelah itu mereka akan memasuki tahap wawancara yang bertujuan untuk mengetahui sisi kualitatifnya. Pentingnya syarat Intelligence atau kecerdasan dalam dunia kerja tidak dapat dipungkiri lagi, hampir 100% lowongan kerja pasti menetapkan nilai akademik atau paling tidak tingkat pendidikan sebagai syarat administrasi pertama dan utama. Tapi adakah syarat mengenai E-SQ? Lalu dimana letak urgensi E-SQ dalam dunia kerja? Bagaimana melihatnya?

E-SQ tercermin dalam pengalaman kerja/magang, organisasi, minat dan kepribadian untuk itu maka penting bagi pelamar mencantumkan hal ini pada saat membuat Curriculum Vitae. Misalnya mereka yang menguasai EQ adalah seseorang yang menurut Daniel Goleman, mempunyai empat elemen utama yakni kesadaran tentang diri sendiri (self awareness), pengelolaan diri sendiri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan kecakapan sosial atau  bermasyarakat (social skills).

Berdasarkan hasil penelitian para neurolog dan psikolog, Goleman (1995) berkesimpulan bahwa setiap manusia memiliki dua potensi pikiran, yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional. Pikiran rasional digerakkan oleh kemampuan intelektual atau yang popular dengan sebutan “Intelligence Quotient” (IQ), sedangkan pikiran emosional digerakan oleh emosi. Contoh keseharian dalam hal EQ adalah kemampuan berpikir positif terhadap orang lain,  empati, bertanggung jawab, berinteraksi sosial, mampu mengeluarkan emosi marah dan kebencian di saat yang tepat atau pengendalian diri, kerjasama, kecakapan sosial, semangat dan motivasi, serta menghargai orang lain.

Sementara itu SQ berperan dalam melengkapi IQ dan EQ yang dimiliki seseorang. Dengan SQ seseorang dapat mengefektifkan IQ dan EQ yang dimilikinya dengan rambu-rambu sistem nilai agama dan kemanusiaan. Karena itu dia mampu memaknai hidup dan kehidupan dalam konteks yang lebih luas. Misalnya keseimbangan hidup untuk dunia dan untuk akhirat. Menghargai sesama rekan kerja sebagai mahluk Tuhan. Orang seperti ini juga pandai bersyukur atas karunia Tuhan. Dan takut kepada-Nya kalau akan berbuat buruk.

Apa implikasi penguasaan SIEQ dalam dunia pekerjaan? Sudah banyak referensi yang mengatakan bahwa IQ tidak akan berarti apa-apa ketika EQ dan SQ terabaikan. Lembaga di Amerika Serikat yang diberi nama Emotion Quotient Inventory (EQI) telah mengumpulkan data-data orang-orang yang sukses. Hasilnya menunjukkan bahwa peran IQ terhadap keberhasilan seseorang yang sukses rata-rata hanya 6 % sampai  20 % saja. Selebihnya karena peran  EQ dan SQ. Dari informasi seperti itu apakah dengan demikian ketika perusahaan akan membuka peluang atau lowongan kerja tidak diperlukan persyaratan IQ tinggi? Tidak seperti itu. IQ tetap sangat penting dan ia merupakan pintu awal kesuksesan seseorang dalam dunia kerja.

Untuk itu jika ingin asik di dunia kerja, kita perlu mengembangkan SIEQ kita. Bahkan tak hanya bagi yang memasuki dunia kerja, dalam dunia universal sendiri kita juga mengenal istilah Head-Heart-Hand, Kognitif-Afektif-Psikomotorik, Pikiran-Perasaan-Perbuatan, bahkan dalam psikologi ada Id-Ego-Superego dan masih banyak lagi. Ketiga hal ini include di dalam diri kita sebagai bekal menjalani dunia dan akhirat yang akan berfungsi dengan baik bila diseimbangkan. Semoga keseimbangan ini akan melancarkan gerak jiwa kita menuju kesempurnaan, Allahumma amin.
Bagaimana, Asik kan kenal dirimu??